Beberapa hari lalu saya melihat berita di TV tentang seorang ibu yang akhirnya meninggal dunia setelah kurang lebih satu tahun dirawat oleh Aditya, seorang anaknya yang masih kecil. Apalah daya, bapak dari anak itu sudah entah berantah keberadaannya. Oleh bocah itu, semua tugas ibunya dia ambil alih. Semua. Itu artinya dari cuci baju, cuci piring, masak, dan ditambah merawat ibunya yang lumpuh.
Pertanyaan-pertanyaan muncul di kepala:
Pelajaran apa saja yang telah ditanamkan oleh ibunya sehingga si bocah dapat terdidik sedemikian mulianya?
Bagaimana ibunya mendidik si bocah sampai si bocah tanpa mengeluh dengan ikhlas merawat ibunya dan menggantikan semua tugas-tugasnya?
Apakah si bocah juga tidak pernah merasa ingin bermain-main barang setengah hari atau seharian penuh sewaktu hari libur tanpa memikirkan tugas-tugas sewajarnya anak seusianya?
Apakah saya dapat melakukan hal yang sama jikalau saya berada di posisi si bocah?
Apakah saya mampu membimbing anak saya kelak untuk menjadi seorang anak yang tumbuh dengan budi baik dan berakhlak mulia?
Jawabnya pasti butuh waktu seumur hidup.
Pertanyaan-pertanyaan muncul di kepala:
Pelajaran apa saja yang telah ditanamkan oleh ibunya sehingga si bocah dapat terdidik sedemikian mulianya?
Bagaimana ibunya mendidik si bocah sampai si bocah tanpa mengeluh dengan ikhlas merawat ibunya dan menggantikan semua tugas-tugasnya?
Apakah si bocah juga tidak pernah merasa ingin bermain-main barang setengah hari atau seharian penuh sewaktu hari libur tanpa memikirkan tugas-tugas sewajarnya anak seusianya?
Apakah saya dapat melakukan hal yang sama jikalau saya berada di posisi si bocah?
Apakah saya mampu membimbing anak saya kelak untuk menjadi seorang anak yang tumbuh dengan budi baik dan berakhlak mulia?
Jawabnya pasti butuh waktu seumur hidup.
