Saturday, February 11, 2012

Cari Angin ke Gunung Telomoyo


11 Februari 2012 Sekitar setengah tiga dini hari.
Aku, mbak Vena, mbak DA, mas Rifki, mas Adit, mas Idung (nggak tau deh nama panjangnya siapa, Idung Hermawan atau Idung Susanto mungkin? ~kriik), mas Dito, dan mas Munadi mulai siap-siap untuk perjalanan ke Gunung Telomoyo. 
Ada beberapa kendala yang lumayan mengusik mood buat pergi. Contohnya,: 
  • Ban motor yang tiba-tiba gembos,
  • Kekurangan motor, 
  • Mutung-mutungan,  
  • Sampai kantuk yang tiada tara. 
Tapi benar apa kata orang bijak, asal ada kemauan dan tekad yang kuat disitu pasti ada jalan. Cocok deh, kamipun akhirnya jalan juga. Saya dibonceng mas Rifki, yaitu orang yang sering saya dengar dari mbak Vena kalau naik motornya sukses buat yang dibonceng teriak histeris. Wow, berasa kayak ikutan reality show semacam adu nyali di televisi, deg-deganpun mulai menjadi, radius beberapa meter dari kost mbak Vena, hal itu terbukti. Tak ada yang terbesit di otak saya waktu itu selain Tuhan dan keluarga saya. Plis, demi apapun jangan ada tragedi sebangsa final destination yang baru kemarin saya tonton sekitar seperempatnya saja karena keburu lidah ini asin-asin tanda-tanda mau pingsan. -_-

Gunung Telomoyo rupanya sebuah gunung yang terletak di daerah Semarang. Jauh juga *baru nyadar. Tentang jalan, sewajarnya rute pegunungan. Meliuk-liuk dan sempit. Ditambah jalannya gerenjel-gerenjel banyak batu besar-besar buat menutupi setengah jalan yang keroak. Cukup mengocok perut.

Kami sampai di puncak sekitar pukul setengah lima pagi. Pemandangannya luar biasa. Awan yang dari bawah gunung tadi terlihat mengelilingi gunung, sekarang ada bersama kami. Kami di dalamnya. Di dalam awan. woow.. Seluruh kota terlihat seperti bintang-bintang dibawah sana yang tengah berbaris rapi dengan warna-warna cerahnya. Dibawah kami juga ada beberapa bukit yang mengingatkan saya dengan film anak teletubies. Rasanya gemes pengin perosotan disana. Tapi mustahil. Hingga akhirnya saya kembali lagi mengingat rasa dingiin yang menusuk tulang. Knalpot motorpun saya gosok-gosokkan dengan tangan saya, alhasil rasanya anget. Hehe

Sekitar satu jam kemudian lengkap sudah pemandangan disana. Sunrise mulai tidak malu lagi menampakkan diri di hadapan kami. Segaris lurus dengan mata saya dengan semburat oranye yang unik. Sesi poto-poto akhirnya di mulai, mulai dari hasil yang hanya sekedar siluet-siluet, setengah jelas, sampai wajah kami jelas seutuhnya tanda waktu subuh telah berganti pagi yang datang diantar oleh matahari hangat di hari ini. :)

Sayang, si pinky lagi mati suri di tempat servisan, jadi semua poto ada di kamera mas Rifki, mbak DA, plus HP nya mas Dito. Mau Bluetooth juga apalah daya, hape kuning ini cuma punya senter sebagai keunggulannya. Hiks

Susulan:
Beberapa potonya udah di upload di FB. ini nih ->
kok ada yang kayak zombie ya? -_-a

mb DA, mb Vena, aku niatnya buat huruf CLR, tapi malah kayak iklan susu bendera: Ma, sampe ma.. sampe!


No comments:

Post a Comment

terimakasih untuk bersedia meninggalkan jejak :)