Saturday, December 15, 2012
Wednesday, May 23, 2012
Wednesday, May 9, 2012
Tuesday, May 8, 2012
Saturday, May 5, 2012
Project Lampung Tengah
So, 2 tahun ini Lampung Tengah mengamanahi saya untuk mencoret-coret sedikit buat keperluan publikasi Lomba Penelitian dan Pengembangan Teknologi Terapan Kab. Lampung Tengah. Pengerjaannya menelan pahit manisnya revisi dihitung dengan revisi kecil sampai besar-besaran sebanyak kurang lebih 5 kali. Dan di setiap revisi ada perasasaan tidak tega tiada tara ketika dituntut harus mengacuhkan selera pribadi dan mengedepankan selera pasar dengan konsekuensi hasil yang semakin jauh dari original versinya.
But, it is ok. Meskipun masih tergolong kasar dan tidak teratur, ini bisa menjadi arena belajar buat saya :)
Let's see..
![]() |
| (interface) brosur lomba tahun 2011 |
![]() |
| brosur lomba tahun 2011 |
![]() |
| (interface) brosur lomba tahun 2012 |
![]() |
| brosur lomba tahun 2012 |
![]() |
| poster lomba tahun 2012 |
Friday, May 4, 2012
Friday, March 16, 2012
Bersepeda malam-malam
Hore!
Akhirnya setelah sekian lama punya 'cita-cita' main sepeda malam hari, tadi baru bisa kesampaian. Alhamdulillah. Terimakasih Allah, Engkau selalu memanjakanku.
Seru. Seseru yang saya bayangkan. Kenapa seru?
Meskipun awalnya saya dibilang berisik oleh teman seperjalanan saya, Insek. Saya tetap pantang menyerah. Siapa yang mulutnya bisa diam sewaktu mengendarai sepeda tanpa spion dan lampu jalan sering diklakson-klakson secara beruntun tanpa perasaan. Banyak motor dan mobil yang dengan kecepatan extra luar biasa tiba-tiba nyalip dengan sangat mepetnya, sampai-sampai bau cat body mobil dan motornya mungkin bisa saja tercium oleh saya saking dekatnya. Menyedihkan. Saya sendiri merasa diri saya menyedihkan waktu itu.
"Mentang-mentang mobil! Mentang-mentang motor!" Saya menggerutu.
Jadi tersadar sewaktu saya di pihak si pengendara motor. Ketawa cengengesan kalau sudah sukses menyalip siapapun juga di jalanan. Tak pandang siapa, apa kendaraannya, membahayakan orang lain atau tidak, mengambil hak jalan orang lain atau tidak? Don't care.
Memang benar, baik apabila kita melihat sesuatu dari dua sisi, jangan dari salah satu sisinya saja. Agar kita dapat lebih bijak dalam mengambil kesimpulan.
Setelah masa adaptasi itu berjalan dengan alakadarnya dan sesingkat-singkatnya, akhirnya saya menemukan sisi asyiknya sekarang.
Yap! karena dengan naik sepeda saya boleh cuek dengan marka jalan, lampu merah, helm, dan peraturan lalu lintas lainnya seperti jalan searah yang dengan santainya saya lewati dan tidak ada satupun orang bahkan polisi yang menegur.
It's freedom, Dude!
Puas rasanya.PUASSSS!! *rintihan korban TILANG berkali-kali*
Tapi sebenarnya yang menjadi point terpenting adalah di lain sisi, memang ada kenyamanan yang berlipat di tengah mengayuh sepeda yang terus melaju dengan tenang seraya melihat ke langit yang meski jarang bintang namun temaram damainya sangat nyata. Udara malam yang dingin mampu mengikis lelah.
Tiap berpapasan dengan pesepeda lainnya, baik itu tua atau muda, laki-laki atau perempuan, pelajar atau tukang becak, semua diberi waktu sesaat untuk saling sapa atas keterbatasan kecepatan dari sepeda. Yah, itu yang tidak dimiliki oleh pengendara motor atau mobil. Dengan kecepatan supernya semua jadi acuh, bak di sirkuit balap saja. Elo-elo gue-gue. Sama sekali bukan rasa kebersamaan yang tercipta di jalan raya yang saya dapaati selama ini, namun egoisme yang meradang.
Tidak ada senyum dari sesama pengendara seperti senyum pesepeda yang saya lihat di sepanjang rute perjalanan saya tadi.
Tidak ada kerja sama yang tulus antara mahasiswa dan tukang becak sewaktu mencari celah untuk menyeberang di tengah-tengah lampu merah. :p
Tidak ada rasa sama dan kebersamaan yang sangat nyata seperti tadi.
Bersepeda malam-malam. Kapan lagi? :B
Akhirnya setelah sekian lama punya 'cita-cita' main sepeda malam hari, tadi baru bisa kesampaian. Alhamdulillah. Terimakasih Allah, Engkau selalu memanjakanku.
Seru. Seseru yang saya bayangkan. Kenapa seru?
Meskipun awalnya saya dibilang berisik oleh teman seperjalanan saya, Insek. Saya tetap pantang menyerah. Siapa yang mulutnya bisa diam sewaktu mengendarai sepeda tanpa spion dan lampu jalan sering diklakson-klakson secara beruntun tanpa perasaan. Banyak motor dan mobil yang dengan kecepatan extra luar biasa tiba-tiba nyalip dengan sangat mepetnya, sampai-sampai bau cat body mobil dan motornya mungkin bisa saja tercium oleh saya saking dekatnya. Menyedihkan. Saya sendiri merasa diri saya menyedihkan waktu itu.
"Mentang-mentang mobil! Mentang-mentang motor!" Saya menggerutu.
Jadi tersadar sewaktu saya di pihak si pengendara motor. Ketawa cengengesan kalau sudah sukses menyalip siapapun juga di jalanan. Tak pandang siapa, apa kendaraannya, membahayakan orang lain atau tidak, mengambil hak jalan orang lain atau tidak? Don't care.
Memang benar, baik apabila kita melihat sesuatu dari dua sisi, jangan dari salah satu sisinya saja. Agar kita dapat lebih bijak dalam mengambil kesimpulan.
Setelah masa adaptasi itu berjalan dengan alakadarnya dan sesingkat-singkatnya, akhirnya saya menemukan sisi asyiknya sekarang.
Yap! karena dengan naik sepeda saya boleh cuek dengan marka jalan, lampu merah, helm, dan peraturan lalu lintas lainnya seperti jalan searah yang dengan santainya saya lewati dan tidak ada satupun orang bahkan polisi yang menegur.
It's freedom, Dude!
Puas rasanya.PUASSSS!! *rintihan korban TILANG berkali-kali*
Tapi sebenarnya yang menjadi point terpenting adalah di lain sisi, memang ada kenyamanan yang berlipat di tengah mengayuh sepeda yang terus melaju dengan tenang seraya melihat ke langit yang meski jarang bintang namun temaram damainya sangat nyata. Udara malam yang dingin mampu mengikis lelah.
Tiap berpapasan dengan pesepeda lainnya, baik itu tua atau muda, laki-laki atau perempuan, pelajar atau tukang becak, semua diberi waktu sesaat untuk saling sapa atas keterbatasan kecepatan dari sepeda. Yah, itu yang tidak dimiliki oleh pengendara motor atau mobil. Dengan kecepatan supernya semua jadi acuh, bak di sirkuit balap saja. Elo-elo gue-gue. Sama sekali bukan rasa kebersamaan yang tercipta di jalan raya yang saya dapaati selama ini, namun egoisme yang meradang.
Tidak ada senyum dari sesama pengendara seperti senyum pesepeda yang saya lihat di sepanjang rute perjalanan saya tadi.
Tidak ada kerja sama yang tulus antara mahasiswa dan tukang becak sewaktu mencari celah untuk menyeberang di tengah-tengah lampu merah. :p
Tidak ada rasa sama dan kebersamaan yang sangat nyata seperti tadi.
Bersepeda malam-malam. Kapan lagi? :B
Sunday, March 11, 2012
Friday, March 9, 2012
Titik Akhir(.)
![]() |
| sumber: internet |
Tak sekali
Dulu pernah ada keadaan seperti ini
Rintikan gerimis mengiringi langkah berpuluh pasang kaki membawa seorang yang telah tak lagi memberontak sewaktu mereka mengantarnya pergi ke perjalanan panjangnya sendirian.
Pada gusarnya, ia tak tahu pasti seperti apa kelak perlakuan alam terhadapnya
Takutpun menguasai pada waktu itu
Untuk diri sendiri pun sekitar yang terbiasa menggantungkan keseharian kepada diarinya
Saat tak lagi ada yang bisa disalahkan
Saat tak lagi ada tawar-menawar
Saat akumulasi kesadaran bertumpu pada satu waktu
Namun maaf tak lagi ada harga
Pun tangis tak ada makna
Hanya hambar dan tanda tanya yang berkuasa.
Sunday, March 4, 2012
Konser PSM dan ceritanya
Malam ini
baru saja konser tahunan paduan suara UGM di gelar. Pukul 19:00 WIB di TBY. Pengunjungnya lumayan
banyak. Lagu yang dinyanyikanpun kurang lebih ada sebelas. Seperti yang
diucapkan MC tiap kali satu lagu selesai dinyanyikan, ‘Luar biasa’. Ya, sebenarnya mereka bagus-bagus tapi karena
kebetulan aliran musik saya agak nge-rock, alhasil di sana saya nonton
dengan setengah mata. Selain itu juga jam tampilnya tepat pada waktu kebiasaan
orang-orang dinner, memaksa saya dan teman-teman menyaksikan
pertunjukan dengan perut nan perih tiada tara. Och!
Selesai
pertunjukan saya dan teman saya menuju ke kamar kecil. Disaat ngantre ada seorang penyanyi yang
tiba-tiba bilang,
“ mbak,
maaf bapak saya duluan ya soalnya nggak bisa nahan kencing”.
Baru
sepersekian detik si mbak selesai bicara tampak dibelakangnya seorang bapak tua
yang tertatih menuruni tangga. Tebakan awam saya kira-kira si bapak terkena
stroke ringan. Sesaat terbayang-bayang wajah papa yang sudah banyak memberi
meskipun selalu tidak beliau dapatkan dari saya suatu balasan yang
membanggakan. Beda dengan bapak tadi, dibalik langkah yang tidak lagi sempurna nampak dari raut wajahnya
mengesankan kebanggaan atas putrinya
yang kian jelita terpajang di panggung gemerlap dan ditonton banyak orang.
***
Papa, apa
kabar disana?
Pasti selalu
akan kau jawab baik-baik saja meskipun kau sangat sadar sedang dalam keadaan
yang sangat kacau.
Sehat-sehat
kan pa?
Pasti selalu
saja kau jawab tanyaku tadi dengan lantang mengucap kata sehat meskipun di
tengah lelah yang amat sangat. Kaki, tangan, pundak, dan matamu sangat lelah
terkadang sakit. Namun kau tetap saja tersenyum tegar bak tentara muda nasionalnya Indonesia.
Papa bangga
nggak sama aku?
Jawabmu
berulang kali tetap sama. Kau berucap sangat bangga bahkan disaat anakmu ini
tak lagi melakukan apa-apa.
Maaf anakmu
ini banyak menuntut.
Banyak minta
yang tidak-tidak.
Banyak tidak serius dan Banyak mengeluh..
Saturday, March 3, 2012
Andai hidup di FTV
Andai hidup sesimple cerita FTV...
Putus sama pacar?
Kabur ke desa. entah rumah siapa yang ditumpang tapi yakinlah pasti ada yang mau kasih inepan.
Diusir?
Jalan di pinggir-pinggir zebra cross yakinlah nanti ada yang tiba-tiba sapa sok kenal menawarkan rumahnya plus bonus tumpangan sampai di tempat.
Lomba?
Pati menang. Meskipun ada sedikit banyak kecurangan yang silakukan lawan, pasti pemeran utama hampir selalu menang.
Oh so wow.
Dan hiduppun menjadi sangat mudah dan indah.
Andai hidup sekebetulan cerita di FTV...
Papa bangkrut atau ditinggal meninggal kedua orangtua langsung cari kerjaan dan hari pertama kerja lari-lari ke halte bus karena kesiangan. Tiba-tiba ketubruk mobil BMW atau mobil gojreng-gojreng lainnya. Kemudian perdebatanpun terjadi, diselesaikan dengan dibuatnya sebuah kontrak 'ganti rugi' sehingga hubunganpun terus terjalin. Dan sebegitu ajaibnya FTV sampai kebetulan selalu berpihak pada pemeran utama, sesampainya di kantor orang yang tadi menabraknya adalah bosnya di kantor. Dan seterusnya dan seterusnya..
Dan hiduppun menjadi sangat mudah dan indah.
Andai hidup seberuntung cerita di FTV..
TADAAAA...
Hidup spontan berubah. Mendadak kaya. Mendadak Terkenal. Mendadak hidup bahagia selama-lamanya.
Serba mendadak yang enak-enak.
Dan pastinya hiduppun menjadi sangat mudah dan indah.
Monday, February 27, 2012
Playlist Melankolis
Tiba-tiba terngiang di kepala tentang beberapa lagu yang legendaris dan memorable buat saya.
Ini playlist lagu Indonesia versi melankolis yang terkadang bikin kangen. Bisa banget bikin memori bernostalgia, sekejap flashback ke jaman susah nan berduri-duri dahulu kala.
By the way, cocok juga loh buat kawan di malam 'biru', biar tambah tragis kesannya. Hahaha..
Check it out, ya! #siapsiapambiltissue
3. Padi - Rapuh
6. Jackpot - Ku Masih Mencintainya
10. Ungu - Laguku
Sunday, February 26, 2012
Awal-akhir
Awal,
Perubahan memang mengerikan
sampai tiba waktunya ada segambaran masa lalu dengan saat ini yang tersanding tanpa sengaja,
sampai ada wajah yang memilih tidak bergerak disandingkan dengan wajahku sekarang.
Kesimpulannya: Berbeda.
Hikmahnya : Tidak mengerikan.
Perubahan (lagi) ?
Sunday, February 12, 2012
Beauty Class at the First Time
Dari pada melungker-melungker dan gulang-gulung di kamar, saya akhirnya mengiyakan ajakan mbak Vena ke beautyclass yang diselenggarakan oleh Wardah, kosmetik kecantikan yang akhir-akhir ini tengah mengembangkan sayapnya dimana-mana. Acaranya hari ini, ada tiga kloter dan saya pilih jam 12 yang pelaksanaan sebenarnya jam 1 siang. Biasalah.
Sesampainya di sana niat semakin membara. Melihat cukup banyak peserta yang berpartisipasi pada kloter sebelum saya meninggikan ekspektasi saya atas acara ini. Saya belum pernah ke acara semacam ini sebelumnya. Ada perasaan deg-degan walau kurang jelas apa sebabnya. Di depan pintu tampak segerombolan mbak-mbak tengah asyik jeprat-jepret memakai handphonenya masing-masing. Dari jauh terlihat baik-baik saja, tapi semakin dekat semakin terasa aura horornya. Entah kenapa saya jadi ragu apa mereka benar habis mengikuti beauty class atau sebenarnya habis semacam pentas drama atau syuting film horor?
Akhirnya jam 1 pun tiba. Dengan setengah hati saya tandatangan di absensi, poto untuk pose before makeup, lalu masuk kelasnya. Teranglah sudah alasan dari pemandangan yang saya lihat di pintu depan tadi. Kelas ini memang sangat singkat dan semua dilakukan secara individu. So, buat yang buta tentang make-up masih wajar kalau bingung sampai-sampai kehororan tadipun tercipta. Hiii
Mbak Vena dan saya berusaha semaksimal mungkin untuk menangkap pelajaran-pelajaran yang diberikan. Mulai dari tata cara memakai foundation, bedak, eyeshadow, blush-on, sampai lipstik. Dan hasilnya..Bingung. Masing-masing dari kami gupek sendiri. Maklum, pemula. Saya yang sudah mulai depresi dihadapi dengan kenyataan hidup yang dipantulkan oleh cermin rias disana bahwa muka saya bukannya tambah cantik malah tambah mirip alien, akhirnya memutuskan cukup sudah sampai disini. Saya melirik kearah mbak Vena. Hahaha, rupanya dia tidak kalah lucu dari saya karena bedak dan foundation tebalnya.
Sewaktu beres-beres rapih-rapih jilbab mbak-mbak dari kru Wardah duduk di dekat kami.
mbak wardah 1 : tuh-tuh liatin cara pake jilbab mbaknyanya!
mbak wardah 1&2 : (khusyu' mentelengin saya)
mbak wardah 1 : ih jadi pengin pake jilbab di kaya gituin. pake diiket-iket dulu itu ya mba?
saya : hehehe. iya mbak
mbak Wardah 2 : mbaknya ikut kelas khusus hijaber juga ya
saya : waduh, nggak mbak. tapi apa mau gantian mbak saya yang ngajarin mbak sekarang pake jilbab kaya gini.hahha (*sok akrab-sok pinter-sok cantik-dan sok yes sangat.)
mbak wardah 1 : oh, mbaknya juga ngajar-ngajar kelas hijab kaya gini ya?
saya : woh, nggak mbak. saya cuma belajar dari temen-temen.
Padahal asal tau aja, asalnya belajar cara jilbab satu ini dari mbak-mbak yang dagang kerudung di pasar bambu kuning Lampung sewaktu saya beli kerudung kemarin. Memang belajar bisa di mana saja, kapan saja, dan sama siapa saja. Mbak-mbak kosmetika aja bisa kagum atas karya kreatif modif kerudungnya mbak-mbak pedagang kerudung di kios pasar.
Intinya acara semacam ini lucu juga. Apalagi dioleh-olehi goody bag yang isinya bedak, facial foam, dan facial scrub dari Wardah, plus poto kita sehabis dandan. Tambah lucu deh. Tapi terlalu vulgar agaknya kalau poto itu di share disini. malu ahh. :p
Btw, Thank's a lot Wardah.
*sumpahdemiapapundeh,inibukanpromosisamasekali
Sesampainya di sana niat semakin membara. Melihat cukup banyak peserta yang berpartisipasi pada kloter sebelum saya meninggikan ekspektasi saya atas acara ini. Saya belum pernah ke acara semacam ini sebelumnya. Ada perasaan deg-degan walau kurang jelas apa sebabnya. Di depan pintu tampak segerombolan mbak-mbak tengah asyik jeprat-jepret memakai handphonenya masing-masing. Dari jauh terlihat baik-baik saja, tapi semakin dekat semakin terasa aura horornya. Entah kenapa saya jadi ragu apa mereka benar habis mengikuti beauty class atau sebenarnya habis semacam pentas drama atau syuting film horor?
Akhirnya jam 1 pun tiba. Dengan setengah hati saya tandatangan di absensi, poto untuk pose before makeup, lalu masuk kelasnya. Teranglah sudah alasan dari pemandangan yang saya lihat di pintu depan tadi. Kelas ini memang sangat singkat dan semua dilakukan secara individu. So, buat yang buta tentang make-up masih wajar kalau bingung sampai-sampai kehororan tadipun tercipta. Hiii
Mbak Vena dan saya berusaha semaksimal mungkin untuk menangkap pelajaran-pelajaran yang diberikan. Mulai dari tata cara memakai foundation, bedak, eyeshadow, blush-on, sampai lipstik. Dan hasilnya..Bingung. Masing-masing dari kami gupek sendiri. Maklum, pemula. Saya yang sudah mulai depresi dihadapi dengan kenyataan hidup yang dipantulkan oleh cermin rias disana bahwa muka saya bukannya tambah cantik malah tambah mirip alien, akhirnya memutuskan cukup sudah sampai disini. Saya melirik kearah mbak Vena. Hahaha, rupanya dia tidak kalah lucu dari saya karena bedak dan foundation tebalnya.
Sewaktu beres-beres rapih-rapih jilbab mbak-mbak dari kru Wardah duduk di dekat kami.
mbak wardah 1 : tuh-tuh liatin cara pake jilbab mbaknyanya!
mbak wardah 1&2 : (khusyu' mentelengin saya)
mbak wardah 1 : ih jadi pengin pake jilbab di kaya gituin. pake diiket-iket dulu itu ya mba?
saya : hehehe. iya mbak
mbak Wardah 2 : mbaknya ikut kelas khusus hijaber juga ya
saya : waduh, nggak mbak. tapi apa mau gantian mbak saya yang ngajarin mbak sekarang pake jilbab kaya gini.hahha (*sok akrab-sok pinter-sok cantik-dan sok yes sangat.)
mbak wardah 1 : oh, mbaknya juga ngajar-ngajar kelas hijab kaya gini ya?
saya : woh, nggak mbak. saya cuma belajar dari temen-temen.
Padahal asal tau aja, asalnya belajar cara jilbab satu ini dari mbak-mbak yang dagang kerudung di pasar bambu kuning Lampung sewaktu saya beli kerudung kemarin. Memang belajar bisa di mana saja, kapan saja, dan sama siapa saja. Mbak-mbak kosmetika aja bisa kagum atas karya kreatif modif kerudungnya mbak-mbak pedagang kerudung di kios pasar.
Intinya acara semacam ini lucu juga. Apalagi dioleh-olehi goody bag yang isinya bedak, facial foam, dan facial scrub dari Wardah, plus poto kita sehabis dandan. Tambah lucu deh. Tapi terlalu vulgar agaknya kalau poto itu di share disini. malu ahh. :p
Btw, Thank's a lot Wardah.
*sumpahdemiapapundeh,inibukanpromosisamasekali
Foolish.
Kebodohan yang paling bodoh, kelemahan yang paling lemah adalah ketika merelakan diri kembali ketempat yang dulu saat dimana pernah ada kegelisahan yang menggunung, saat ada kepasrahan yang tiada tara. Alasannya sih biasanya karena yakin semua sudah berubah.
Memang secepat itu perubahan terjadi?
Perubahan membutuhkan banyak waktu atas segala proses yang akan dilewati. Layaknya pengembaraan panjang dalam kehidupan. Melewati masalah, renungan, kesadaran, mencari-cari, belajar, keyakinan, menjauhi-mendekati, sehingga berangsur-angsur perubahan itu muncul.
namun sayangnya di waktu-waktu tertentu, logika bukan apa-apa, bahkan logika menjadi musuh bagi diri sendiri. Memudarkan antara yang salah dan benar, tidak wajar dan wajar, sakit dan sehat, sedih dan senang, benci dan rindu.
itu kesalahan.
itu kebodohan.
Saturday, February 11, 2012
Cari Angin ke Gunung Telomoyo
11 Februari 2012 Sekitar setengah tiga dini
hari.
Aku, mbak Vena, mbak DA, mas Rifki, mas Adit,
mas Idung (nggak tau deh nama panjangnya siapa, Idung Hermawan atau Idung
Susanto mungkin? ~kriik), mas Dito, dan mas Munadi mulai siap-siap untuk perjalanan
ke Gunung Telomoyo.
Ada beberapa kendala yang lumayan mengusik mood buat pergi. Contohnya,:
Ada beberapa kendala yang lumayan mengusik mood buat pergi. Contohnya,:
- Ban motor yang tiba-tiba gembos,
- Kekurangan motor,
- Mutung-mutungan,
- Sampai kantuk yang tiada tara.
Gunung Telomoyo rupanya sebuah gunung yang
terletak di daerah Semarang. Jauh juga *baru nyadar. Tentang jalan, sewajarnya
rute pegunungan. Meliuk-liuk dan sempit. Ditambah jalannya gerenjel-gerenjel
banyak batu besar-besar buat menutupi setengah jalan yang keroak. Cukup
mengocok perut.
Kami sampai di puncak sekitar pukul setengah lima
pagi. Pemandangannya luar biasa. Awan yang dari bawah gunung tadi terlihat
mengelilingi gunung, sekarang ada bersama kami. Kami di dalamnya. Di dalam
awan. woow.. Seluruh kota terlihat seperti bintang-bintang dibawah sana yang
tengah berbaris rapi dengan warna-warna cerahnya. Dibawah kami juga ada
beberapa bukit yang mengingatkan saya dengan film anak teletubies. Rasanya gemes
pengin perosotan disana. Tapi mustahil. Hingga akhirnya saya kembali lagi
mengingat rasa dingiin yang menusuk tulang. Knalpot motorpun saya
gosok-gosokkan dengan tangan saya, alhasil rasanya anget. Hehe
Sekitar satu jam kemudian lengkap sudah
pemandangan disana. Sunrise mulai tidak malu lagi menampakkan diri di hadapan
kami. Segaris lurus dengan mata saya dengan semburat oranye yang unik. Sesi
poto-poto akhirnya di mulai, mulai dari hasil yang hanya sekedar siluet-siluet,
setengah jelas, sampai wajah kami jelas seutuhnya tanda waktu subuh telah
berganti pagi yang datang diantar oleh matahari hangat di hari ini. :)
Sayang, si pinky lagi mati suri di tempat
servisan, jadi semua poto ada di kamera mas Rifki, mbak DA, plus HP nya mas
Dito. Mau Bluetooth juga apalah daya, hape kuning ini cuma punya senter sebagai
keunggulannya. Hiks
Susulan:
Beberapa potonya udah di upload di FB. ini nih ->
Susulan:
Beberapa potonya udah di upload di FB. ini nih ->
![]() |
| kok ada yang kayak zombie ya? -_-a |
![]() |
| mb DA, mb Vena, aku niatnya buat huruf CLR, tapi malah kayak iklan susu bendera: Ma, sampe ma.. sampe! |
Wednesday, February 8, 2012
Lomba popcorn
Sewaktu bimbang menerjang, galau menghadang dan rasa useless mengganjal-ngganjal di hati, segala jalan pintas di tempuh. Nampaknya saya memang sedang haus eksistensi. *lho?
Pada akhirnya jari yang sehari-harinya sudah terbiasa ngubek-ngubek twitter dan FB doang, entah ada apa gerangan kok ya hari itu sedikit agak berbeda. Jariku yang persis terlihat tengah kerasukan itu tiba-tiba mengetik 'Lomba desember 2011' di mesin pencarian google.com.
Singkat cerita terkirimlah satu karya hasil amatir buat suatu lomba. Meskipun bermodal minim tentang pengetahuan atas perlombaan itu, atas dasar sejarah diri yang masih ZONK tanpa pencapaian-pencapaian yang membanggakan selama ini, hati berasa tetep keukeuh buat ikut. *Howooo
Bulan Januari akhirnya tiba. Setelah berulang kali browsing dan menghubungi pihak panitia terkait pengumuman lomba, akhirnya...
TADAAAAAA....
![]() |
| http://popcorn4th.co.nr/ |
![]() |
| http://popcorn4th.co.nr/ |
Ke Jakarta nggak ya?
Thursday, February 2, 2012
BUDE VS ME
Hari ini saya berkunjung ke tempat sepupu di Lampung. Ada kabar yang spektakuler yang saya dengar disana.
Di tengah-tengah ngobrol mbak bilang ,
mbak : emang kamu nggak tau dek kalo bude ada yang ngelamar?
saya : hah? bude? nggak tau tuh?sama siapa?
mbak : ih, kamu kalah dek tuh dek sama bude
keluarga : HAHAHHAA (semua orang disitu ketawa, termasuk orang tua saya yang meskipun cuma sekedar nyengir-nyengir, saya tahu benar maksudnya)
saya : YANG BENER? (Penasaran. Berharap salah denger atau lagi mimpi buruk)
sepupu : Iya. Orang Jakarta loh, Nda. Padahal terakhir ketemu berpuluh-puluh tahun lalu. Sampe bingung tuh nggak bisa tidur berhari-hari katanya. (Sepupu sekaligus anak dari bude ikut meyakinkan)
JLEB. JLEB. JLEB.
saya : terus diterima nggak?( Saya merasa terkalahkan sekalah-kalahnya)
sepupu : Kayaknya nggak deh, soalnya keluarga nggak ngedukung. Masih sakit-sakaitan gitu moso nikah, Nda.
Yes! paling nggak saya merasa tidak terlalu jauh dilampaui. Ibarat pertandingan bola yang sudah hampir 3-0( 3x nikah VS nggak pernah laku. Tragis.), namun gagal karena offside. Hahahaha *evil
Ayo kita bandingkan saya dengan bude saya:
Untuk sekedar memberikan gambaran. Saya, mahasiswi umur 19 tahun dan masih single sampai detik ini. Dilain sisi ada bude saya yang berumur 40an keatas, pernah dua kali menikah dan statusnya sudah ada yang melamar. Saya masih punya kampus, teman main, teman organisasi, sedangkan bude lebih suka di rumah saja, keluarpun kalau lagi mau sholat di mushola.
Apa yang salah disini?
Saya yakin ada yang salah disini.
Haruskah saya berguru pada beliau?
-_-“ #frustasicampurhopeless
Di tengah-tengah ngobrol mbak bilang ,
mbak : emang kamu nggak tau dek kalo bude ada yang ngelamar?
saya : hah? bude? nggak tau tuh?sama siapa?
mbak : ih, kamu kalah dek tuh dek sama bude
keluarga : HAHAHHAA (semua orang disitu ketawa, termasuk orang tua saya yang meskipun cuma sekedar nyengir-nyengir, saya tahu benar maksudnya)
saya : YANG BENER? (Penasaran. Berharap salah denger atau lagi mimpi buruk)
sepupu : Iya. Orang Jakarta loh, Nda. Padahal terakhir ketemu berpuluh-puluh tahun lalu. Sampe bingung tuh nggak bisa tidur berhari-hari katanya. (Sepupu sekaligus anak dari bude ikut meyakinkan)
JLEB. JLEB. JLEB.
saya : terus diterima nggak?( Saya merasa terkalahkan sekalah-kalahnya)
sepupu : Kayaknya nggak deh, soalnya keluarga nggak ngedukung. Masih sakit-sakaitan gitu moso nikah, Nda.
Yes! paling nggak saya merasa tidak terlalu jauh dilampaui. Ibarat pertandingan bola yang sudah hampir 3-0( 3x nikah VS nggak pernah laku. Tragis.), namun gagal karena offside. Hahahaha *evil
Ayo kita bandingkan saya dengan bude saya:
Untuk sekedar memberikan gambaran. Saya, mahasiswi umur 19 tahun dan masih single sampai detik ini. Dilain sisi ada bude saya yang berumur 40an keatas, pernah dua kali menikah dan statusnya sudah ada yang melamar. Saya masih punya kampus, teman main, teman organisasi, sedangkan bude lebih suka di rumah saja, keluarpun kalau lagi mau sholat di mushola.
Apa yang salah disini?
Saya yakin ada yang salah disini.
Haruskah saya berguru pada beliau?
-_-“ #frustasicampurhopeless
Mr. know it all' S RINGTONE :(
Hold on, little girl
Show me what he's done to you
Stand up, little girl
A broken heart can't be that bad
When it's through, it's through
Fate will twist the both of you
So come on, baby, come on over
Let me be the one to show you
I'm the one who wants to be with you
Deep inside I hope you'll feel it too
Waited on a line of greens and blues
Just to be the next to be with you
Build up your confidence
So you can be on top for once
Wake up. Who cares about little boys
That talk too much?
I've seen it all go down
The game of love was all rained out
Let me be the one to hold you
I'm the one who wants to be with you
Deep inside I hope you'll feel it too
Waited on a line of greens and blues
Just to be the next to be with you
Why be alone when we can be together, baby?
You can make my life worth while
I can make you start to smile
When it's through, it's through
And fate will twist the both of you
Let me be the one to show you
I'm the one who wants to be with you
Deep inside I hope you'll feel it too
Waited on a line of greens and blues
Just to be the next to be with you
I'm the one who wants to be with you
Let me be the one to show you
I'm the one who wants to be with you
Deep inside I hope you'll feel it too
Waited on a line of greens and blues
Just to be the next to be with you
I'm the one who wants to be with you
Let me be the one to show you
Show me what he's done to you
Stand up, little girl
A broken heart can't be that bad
When it's through, it's through
Fate will twist the both of you
So come on, baby, come on over
Let me be the one to show you
I'm the one who wants to be with you
Deep inside I hope you'll feel it too
Waited on a line of greens and blues
Just to be the next to be with you
Build up your confidence
So you can be on top for once
Wake up. Who cares about little boys
That talk too much?
I've seen it all go down
The game of love was all rained out
Let me be the one to hold you
I'm the one who wants to be with you
Deep inside I hope you'll feel it too
Waited on a line of greens and blues
Just to be the next to be with you
Why be alone when we can be together, baby?
You can make my life worth while
I can make you start to smile
When it's through, it's through
And fate will twist the both of you
Let me be the one to show you
I'm the one who wants to be with you
Deep inside I hope you'll feel it too
Waited on a line of greens and blues
Just to be the next to be with you
I'm the one who wants to be with you
Let me be the one to show you
I'm the one who wants to be with you
Deep inside I hope you'll feel it too
Waited on a line of greens and blues
Just to be the next to be with you
I'm the one who wants to be with you
Let me be the one to show you
Friday, January 27, 2012
Seorang Anak yang Berbakti Sampai Akhir Hayat Ibunya
Beberapa hari lalu saya melihat berita di TV tentang seorang ibu yang akhirnya meninggal dunia setelah kurang lebih satu tahun dirawat oleh Aditya, seorang anaknya yang masih kecil. Apalah daya, bapak dari anak itu sudah entah berantah keberadaannya. Oleh bocah itu, semua tugas ibunya dia ambil alih. Semua. Itu artinya dari cuci baju, cuci piring, masak, dan ditambah merawat ibunya yang lumpuh.
Pertanyaan-pertanyaan muncul di kepala:
Pelajaran apa saja yang telah ditanamkan oleh ibunya sehingga si bocah dapat terdidik sedemikian mulianya?
Bagaimana ibunya mendidik si bocah sampai si bocah tanpa mengeluh dengan ikhlas merawat ibunya dan menggantikan semua tugas-tugasnya?
Apakah si bocah juga tidak pernah merasa ingin bermain-main barang setengah hari atau seharian penuh sewaktu hari libur tanpa memikirkan tugas-tugas sewajarnya anak seusianya?
Apakah saya dapat melakukan hal yang sama jikalau saya berada di posisi si bocah?
Apakah saya mampu membimbing anak saya kelak untuk menjadi seorang anak yang tumbuh dengan budi baik dan berakhlak mulia?
Jawabnya pasti butuh waktu seumur hidup.
Pertanyaan-pertanyaan muncul di kepala:
Pelajaran apa saja yang telah ditanamkan oleh ibunya sehingga si bocah dapat terdidik sedemikian mulianya?
Bagaimana ibunya mendidik si bocah sampai si bocah tanpa mengeluh dengan ikhlas merawat ibunya dan menggantikan semua tugas-tugasnya?
Apakah si bocah juga tidak pernah merasa ingin bermain-main barang setengah hari atau seharian penuh sewaktu hari libur tanpa memikirkan tugas-tugas sewajarnya anak seusianya?
Apakah saya dapat melakukan hal yang sama jikalau saya berada di posisi si bocah?
Apakah saya mampu membimbing anak saya kelak untuk menjadi seorang anak yang tumbuh dengan budi baik dan berakhlak mulia?
Jawabnya pasti butuh waktu seumur hidup.
Thursday, January 26, 2012
Fans
Trend memang bersiklus. Dari baju tahun 80an yang terkesan sangat kuno pada tahun 90an namun sampai tahun-tahun terakhir ini kembali digandrungi oleh anak-anak muda dengan nama kerennya vintage mode. Masih serupa dengan trend di dunia fashion, pada dunia permusikan juga terjadi hal serupa. Semunculannya boyband yang makin subur merimbun di tahun-tahun belakangan ini seolah mengulang sejarah yang dating dari era 90an dimana sebangsa Westlife, backstreetboys dan kawan-kawannya tengah menguasai pasar music waktu itu. Adanya vocal grup seperti kahitna dan kawan-kawannya menjadi pemarkah bahwa Indonesia juga ketularan trend di blantika music pada waktu itu.
Sekarang boyband bukan kepalang menjalar-jalar kian kemari. Tak pandang usia, dari murid sekolah dasar sampai mahasiswapun ikut menggandrungi. benar juga, banyak di lingkungan sekitar kampus yang sampai-sampai waktu karaoke sekitar kurang lebih dua jam full lagu boyband korea. Belum selesai, coba aja kita Tanya mereka tentang keseharian para personil boyband idolanya, hobinya, sifatnya, sampai-sampai tahu ada wajib militer atau beberapa kebudayaan di Negara itu awalnya dari cari-cari info keseharian boyband idolanya. Super deh.
Pasca ngerumpi bareng mama, responnya malah flashback ke era jaman mama dulu.
“wah, kalo kaya gitu sama kaya jaman mama dulu. Ngefans sama artis segitunya banget.”
“oh iya ma?”
“iya, mama waktu kecil ngefans banget sama Titik Sandora. Terus waktu kecil dulu sempet mikir, Titik Sandora secantik itu kentutnya bau apa nggak gitu.”
“MAMA?!”
Sekarang boyband bukan kepalang menjalar-jalar kian kemari. Tak pandang usia, dari murid sekolah dasar sampai mahasiswapun ikut menggandrungi. benar juga, banyak di lingkungan sekitar kampus yang sampai-sampai waktu karaoke sekitar kurang lebih dua jam full lagu boyband korea. Belum selesai, coba aja kita Tanya mereka tentang keseharian para personil boyband idolanya, hobinya, sifatnya, sampai-sampai tahu ada wajib militer atau beberapa kebudayaan di Negara itu awalnya dari cari-cari info keseharian boyband idolanya. Super deh.
Pasca ngerumpi bareng mama, responnya malah flashback ke era jaman mama dulu.
“wah, kalo kaya gitu sama kaya jaman mama dulu. Ngefans sama artis segitunya banget.”
“oh iya ma?”
“iya, mama waktu kecil ngefans banget sama Titik Sandora. Terus waktu kecil dulu sempet mikir, Titik Sandora secantik itu kentutnya bau apa nggak gitu.”
“MAMA?!”
Tuesday, January 24, 2012
Fungsinya kartu nama
9 sampai 10 jam lalu ada satu lagi fenomena unik di depan mata tentang satu barang yang luar biasa. sebuah kartu bisa mempermudah jalan dan menjamin keamanan anda seumur hidup.
Siapa tahu?
Bukan kartu debet atau kartu kredit. Yang satu ini namanya kartu nama. Siapa yang punya cipratan hubungan darah dari orang si pemiilik kartu nama tersebut, keamanannya pasti terjaga. Nggak perlu bayar Rp 50.000,00 untuk melanggar lampu merah, Rp 100.000,00 untuk SIM dan STNK yang ketinggalan di saku celana jeans yang kemarin dipakai, atau bahkan ngantre seharian buat sidang karena melanggar lalu lintas. Nggak perlu takut dipenjara, juga nggak perlu lagi takut berhubungan sama aparat keamanan, karena mereka tunduk sama sebuah kartu nama yang entah berapa banyak si pemilik kartu mencetak lembaran kartu itu. Dan entah berapa orang sejenis pemilik kartu sehingga jika dikali-kali entah berapa banyak toleransi pelanggaran akibat cipratan hubungan darah si pemilik kartu nama tersebut. Sebuah kartu ajaib yang mengamankan si pemegang kartunya. Ibarat memegang kartu joker pada permainan kartu remi atau memegang kartu +4 di permainan uno.
Sedang yang tak punya? Siapa suruh dilahirkan tidak di tengah kalangan orang berkartu nama ajaib?
Saya, yang mungkin merasa tidak adil karena berkali-kali kena tilang melihat jelas si pemegang kartu lolos dengan kondisi si penilang malah bermanis manja sok kenal sok dekat kepada pihak yang seharusnya kena tilang. Atau saya yang tengah dalam keadaan iri? Karena dalam keadaan genting tidak ada nama dari sebuah kartu nama ajaib yang bisa saya panggil-panggil untuk mempersingkat masalah saya.
Siapa tahu?
Bukan kartu debet atau kartu kredit. Yang satu ini namanya kartu nama. Siapa yang punya cipratan hubungan darah dari orang si pemiilik kartu nama tersebut, keamanannya pasti terjaga. Nggak perlu bayar Rp 50.000,00 untuk melanggar lampu merah, Rp 100.000,00 untuk SIM dan STNK yang ketinggalan di saku celana jeans yang kemarin dipakai, atau bahkan ngantre seharian buat sidang karena melanggar lalu lintas. Nggak perlu takut dipenjara, juga nggak perlu lagi takut berhubungan sama aparat keamanan, karena mereka tunduk sama sebuah kartu nama yang entah berapa banyak si pemilik kartu mencetak lembaran kartu itu. Dan entah berapa orang sejenis pemilik kartu sehingga jika dikali-kali entah berapa banyak toleransi pelanggaran akibat cipratan hubungan darah si pemilik kartu nama tersebut. Sebuah kartu ajaib yang mengamankan si pemegang kartunya. Ibarat memegang kartu joker pada permainan kartu remi atau memegang kartu +4 di permainan uno.
Sedang yang tak punya? Siapa suruh dilahirkan tidak di tengah kalangan orang berkartu nama ajaib?
Saya, yang mungkin merasa tidak adil karena berkali-kali kena tilang melihat jelas si pemegang kartu lolos dengan kondisi si penilang malah bermanis manja sok kenal sok dekat kepada pihak yang seharusnya kena tilang. Atau saya yang tengah dalam keadaan iri? Karena dalam keadaan genting tidak ada nama dari sebuah kartu nama ajaib yang bisa saya panggil-panggil untuk mempersingkat masalah saya.
Saturday, January 14, 2012
Aurora
...sudah begitu sempurna untuk dimunafikkan
sudah begitu membuai mata berhelaian cahaya lembut yang mengangkasa
sudah begitu memikat dan mengikat atas poros-poros peraup rasa dan karsa
di balutanmu berlindung selama ini
sudah begitu lama.
sangat lama.
aurora
haruskah temaram ini tiba?
aurora?
aurora!
AURORA.
sudah begitu membuai mata berhelaian cahaya lembut yang mengangkasa
sudah begitu memikat dan mengikat atas poros-poros peraup rasa dan karsa
di balutanmu berlindung selama ini
sudah begitu lama.
sangat lama.
aurora
![]() |
| sumber:internet |
haruskah temaram ini tiba?
aurora?
aurora!
AURORA.
Subscribe to:
Comments (Atom)












